Lanjut ke konten

Apakah Kiamat Tahun 2012 (Bag 2)

Apakah Kiamat Tahun 2012 (Bag 2)

Mari kita jelaskan satu persatu apa arti ada 5 yang tidak diketahui kecuali oleh Allah swt.

1.ketika ditanya oleh jibril kapan terjadinya hari kiamat?? Rasulullah saw bersabda: tidaklah yang bertanya lebih mengetahui dari yang bertanya. ketika terjadinya gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, Rasulullah bangkit dan terkejut takut akan terjadi hari kiamat, kemudian beliau mendatangi mesjid dan sholat.(HR.bukhari dan muslim). jikalau nabi Muhammad saw tidak mengetahui kapan terjadinya kiamat dengan berubahnya wajah beliau dan perasaan takut, lalu bagaimana dengan orang-orang yang memprediksikan akan terjadinya kiamat??? bahkan para malaikat kita sebut saja malaikat yang berada dalam posisi agung seperti malaikat isrofil yang ditugaskan oleh Allah untuk meniup sangkala ditandai bahwa dengan meniupnya itu berarti kiamat, beliau tidak mengetahui kapan diperintahkan oleh Allah swt. lalu bagaimana dengan suku yang disebut-sebut mengetahui kiamat terjadi pada tahun 2012???

Bagi kita selaku muslim apa yang bisa kita lakukan dengan berita yang sangat menghebohkan hal demikian, khususnya kita selaku orang islam tidak terbawa atau terpancing emosi ataupun merasa gelisah,jiwa tergonjang,bahkan ingin membunuh diri,adalah dengan mengatakan: “Hasbunallah wa ni`mal wakiil” cukuplah Allah lah penolong kita dan kepadanya kita bertawakkal. satu kalimat dan doa ini yang dapat kita panjatkan untuk menenangkan hati kita sebagai orang islam.

2. Turunnya hujan

Tidak ada yang mengetahui berapa kali hujan akan turun,dan kapan akan turun nya hujan. wajib bagi seorang muslim berkeyakinan bahwasanya hujan merupakan ilmu Allah,dan turunnya hujan bukan karena ilmu para ahli perbintangan dan tidak pula ahli geologi.sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw: tatkala Rasulullah sholat subuh di hudaibiyyah disa`at mendung bagaikan malam bersama para sahabatnya, maka Rasulullah menghadapkan wajahnya ke para sahabatnya (jama`ah sholat) dan berkata: Apakah kamu sekalian mengetahui apa yang dikatakan tuhan Mu??? mereka menjawab: Allah dan Rasulnya lebih mengetahui, Rasulullah bersabda: ada seorang hamba dipagi harinya beriman dan disa`at itu pula bisa menjadi kafir yaitu ketika seseorang itu berkata hujan kita yang turun ini merupakan rahmat Allah maka disa`a itu dia beriman,dan barang siapa yang mengatakan hujan kita yang turun ini merupakan karena cuaca begini,cuaca begitu maka dia telah kafir,karena dia meyakini turunnya hujan karena cuaca atau perbintangan bukan karena Allah.(HR Bukhari dan Muslim).

3. Mengetahui apa yang ada didalam rahim

Permasalahan dalam kontek ini selalu sulit bagi sebagian manusia, karena mereka beranggapan bahwasanya dokter pada sa`at ini mengetahui apa yang ada didalam rahim seorang ibu, akan tetapi masalah ini bukanlah sebagaimana apa yang mereka kira, karena Allah lah yang mengetahui apa yang ada didalam alam rahim, kata (Didalam rahim) umum. bisa berbentuk manusia,jin,banci), dan apa yang ada didalam laut juga bagian dari rahim, dan bagi burung juga ada bagian rahim,dan tidak ada yang mengetahui seluruh alam rahim ini kecuali Allah, para dokter tidak mengetahui apa yang ada didalam rahim. akan tetapi mereka hanya dapat mengatakan bentuknya: seperti lak-laki dan seperti ini adalah wanita, kemudian terdapat dari sebagian mereka ada yang benar dan ada yang salah, para dokter juga tidak akan berbicara tentang apa yang ada didalam rahim kecuali mereka baru melihat tampak jelas tanda-tandanya, sebagaimana mereka mengatakan tentang hujan dengan melihat tanda-tanda dari awan ataupun cuaca, sebagaimana juga mereka mengatakan kiamat dengan mengetahui tanda-tandanya yang mendekati. dapat kita simpulkan mereka tidak mengetahui dua perkara:

1.apa yang ada diseluruh alam rahim

2.mengetahui apa yang ada didalam rahim sebelum 40 hari

hal ini dijelaskan dalam Hadits muslim dari hudzaifah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw dengan kedua telingaku beliau bersabda: sesungguhnya mani (nuthfah) terletak didalam rahim 40 hari, kemudian malaikat membentuk baginya dan berkata Ya Rabb apakah laki-laki atau wanita, kemudian Allah menjadikan laki-laki atau wanita, kemudian malaikat berkata Ya Rabb apakah sama atau tidak sama?,kemudian Allah menjadikannya sama atau tidak sama, kemudian malaikat berkata Ya Rabb apa rezkinya,ajalnya,pasangannya,kemudian Allah menjadikannya apakah dia bahagia ataupun menderita. adapun malaikat ini mengetahui setelah lewat 40 hari, dan jikalau ada seseorang mengetahui setelah 40 hari ini maka dia bukanlah mengetahui hal yang ghaib secara mutlak.

4 dan 5.tidak ada seorangpun yang tahu apa yang diusahakan besok dan tidak ada seorangpun yang tahu seseorang itu dimana dia akan mati.

hal seperti ini mungkin dapat diketahui dari tanda-tanda dan alamat yang dikabarkan kepadanya, bukanlah seseorang itu tahu apa yang terjadi hari esok atau dia akan mati. sebagaimana didalam tafsir disebutkan: (lahumul busyroh fil hayaati ddunyaa) arti tafsir dalam ayat ini adanya mimpi yang baik.dalam hadits disebutkan:” para sahabat bertanya apa itu kabar baik? Rasul menjawab: mimpi baik yang dilihat oleh seseorang atau diperlihatkan kepadanya. (HR ahmad). dalam hadits yang lain dikatakan:”mimpi yang baik merupakan 46 bagian dari kenabian”.

Berapa banyak seseorang yang ingin akan mati dalam peperangan, akan tetapi dia tidak mati dalam peperangan. sebagaimana khalid bin walid yang selalu berperang membunuh musuh-musuh, beliau tidak terbunuh dalam berbagai perperangan dan bahkan beliau berharap bisa mati sebagai syahid dalam perperangan,akan tetapi dia wafat diatas tempat tidurnya.

kesimpulan dari tulisan ini yang dapat kita ambil, bahwasanya apapun yang akan terjadi pada 2012 apakah itu kiamat, apa itu gempa bumi, atau sesuatu yang dahsyat kita kembalikan kepada Allah, karena Allah lah yang hanya tahu semua itu, kita hanya bisa mengucapkan “HASBUNALLAH WANI`MAL WAKIIL” cukuplah Allah penolong kita dan hanya kepadanya kita bertawakkal.

Apakah Kiamat Tahun 2012?

Apakah Kiamat Tahun 2012?

Allah swt mengatakan kepada orang-orang yang beriman tentang yang ghaib.mereka beriman dan membenarkan tentang apa yang tidak tampak bagi mereka sebagaimana yang dijanjikan Allah dari kabar yang dibawa oleh Rasulullah saw. Allah berfirman: “itulah Al-qur`an yang tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, menegakkan sholat,dan menafkahkan rezki mereka,dan orang-orang yang beriman tentang apa yang diturunkan kepada mereka(Al-qur`an) dan tentang apa yang diturunkan sebelum mereka dan kepada hari akhir mereka meyakininya, mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dari rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(Al-Baqarah 1-5)

Adapun  seorang hamba yang beranggapan dan ingin melihat dengan matanya tentang hal-hal yang ghaib, dalam artian tidak mempercayai hal-hal yang ghaib kecuali mereka melihat dengan kasat mata mereka, hal ini tidak lah bermanfa`at iman mereka.sebagaimana ketika seseorang melihat malaikat rahmat atau adzab ketika datang disa`at mereka dalam keadaan sakaratul maut, maka dalam hal ini iman mereka tidak bermanfa`at lagi, karena mereka seketika beriman ketika telah tampak wujud asli malaikat tersebut maka iman yang seperti ini tidak lah bermanfaat baginya.sebagaimana firman Allah swt; “tidak ada  taubat bagi mereka yang mengerjakan amalan buruk sampai ketika datang kepada salah satu dari mereka sakaratul maut dengan mengatakan aku beriman sekarang dan tidak pula bagi mereka yang mati sedang mereka dalam keadaan kafir, maka bagi mereka adzab yang pedih”.

Begitu pula dengan iman nya fir`aun ketika fir`aun dalam keadaan sakaratul maut dan disa`at berada ditengah-tengah lautan dan rohnya sudah berada di kerongkongan maka dalam hal ini iman fir`aun tidak ada manfa`atnya lagi,sebagaimana fir`aun katakan ketika dalam keadaan tenggelam di tengah lautan dalam firman Allah:”Aku beriman kepada nya tidak ada tuhan kecuali dia yang di imani oleh kaum bani israil dan aku termasuk dari golongan orang-orang islam”. maka Allah membalas perkataan fir`aun: ” kamu nyatakan iman sekarang sungguh engkau telah maksiat kepadaku sebelumnya dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan, maka hari ini kami selamatkan badanmu untuk dijadikan i`tibar oleh orang-orang setelahmu, dan kebanyakan manusia itu lalai dari ayat-ayat kami”.

Yaitu anda sekarang beriman ketika anda  berada dalam kebinasaan…..lalu dimana anda diwaktu senang dan diwaktu diterimanya taubat?????…..sebagaimana seseorang itu tidak ada manfa`at baginya iman ketika dia mengetahui terbitnya matahari dari barat,karena dia beriman dengan sesuatu yang ia lihat,Rasululllah saw bersabda: ” tidak akan terjadi kiamat sampai terbitnya matahari disebelah barat”.

Menyingkapi belakangan ini yang banyak di perbincangkan akan terjadi hari kiamat tahun 2012 atau yang banyak di ramalkan oleh pakar geologi dan paranormal akan terjadi pergeseran bumi atau akan terjadi sesuatu hal yang sangat dahsyat tahun 2012. meskipun sebagian dari mereka itu mengatakan bukan lah kiamat dan sebagian mereka mengatakan itu kiamat, namun kita sebagai orang islam tidaklah secara mutlak mempercayai mereka ataupun membenarkan mereka karena dengan mempercayai mereka dan membenarkan mereka kita sudah tenggelam atau masuk kedalam golongan kafir na`udzubillah, Rasulullah saw bersabda: barang siapa yang mendatangi perdukunan (paranormal) atau ahli nujum (perbintangan) kemudian membenarkan perkataan mereka sungguh ia telah kafir tentang apa yang diturunkan oleh nabi muhammad saw (al-qur`an), (HR.Imam ahmad). karena hari esok maupun yang akan datang merupakan ilmu Allah tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali Allah, Allah swt mengatakan:”Sesungguhnya pada sisiku (Allah) kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan dia mengetahui apa yang didaratan dan dilautan, dan tiada sehelai pun yang gugur melainkan dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (lauh mahfudz),(Al-an`am 58-59).

Rasulullah saw bersabda: “sesungguhnya Allah pada sisinya hal-hal ghaib, tidak ada yang mengetahui kecuali Dia:

1. tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan terjadi hari esok.

2. tidak ada yang mengetahui apa yang ada didalam rahim.

3. tidak ada yang mengetahui kapan akan datangnya hujan seorangpun kecuali Allah.

4. tidak seorangun yang dapat mengetahui dibumi mana dia akan mati.

5. dan tidak ada yang mengetahui kapan akan terjadi hari kiamat kecuali Allah.(Al-luqman:34)

kenapa dinamakan kunci-kunci ghaib, karena hal tersebut merupakan kunci apa yang akan terjadi setelah nya,para ulama mengatakan:

1. ter jadinya hari kiamat merupakan kunci terjadinya hari akhir.

2. turunnya hujan merupakan kunci terjadinya kehidupan bagi bumi

3. dan mengetahui apa yang ada didalam alam rahim merupakan kunci bagi kehidupan makhluk

4. tidak ada yang mengetahui seseorang apa yang diusakannya besok merupakan kunci rezki

5. dan tidak ada yang mengetahui seseorang dibumi manakah dia akan kami wafatkan. merupakan kunci terjadinya kiamat kecil yaitu mati bagi setiap insan(manusia).

Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw dalam shohih bukhorinya yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Rasulullah saw didatangi oleh seorang laki-laki dan bertanya kepada Rasulullah saw : kapan terjadi hari kiamat??? Rasul menjawab: yang ditanya tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya. akan tetapi aku akan menceritakan apa tanda-tandanya, “apabila budak perempuan melahirkan majikannya, engkau melihat orang-orang tidak bersandal, telanjang, miskin dan

pengembala kambing berlomba-lomba saling bersaing membangun gedung-gedung tinggi. maksudnya adalah:banyaknya tawanan wanita dan anak-anak mereka atau banyaknya kedurhakaan anak-anak kepada ibu mereka, dimana mereka memperlakukan ibu mereka seperti budak, kemudian pengembala kambing dan orang-orang fakir dan miskin akan mendapatkan kelapangan kehidupan dunia pada akhir zaman, sehingga mereka berbangga-bangga dan bermegahan membuat bangunan yang indah dan kuat.

bersambung ke Bag 2……………………….

Peringatan Terhadap Huru-Hara Hari Kiyamat

 

Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan akal fikiran para waliNya kepada tauhid dan petunjukNya, dan menetapkan kalimat ikhlas di dalam hati para kekasihnya di tengah badai ujian yang melanda:

قال الله تعالى:﴿ ؤِسْمِ اللّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ  ﴾

“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. QS. Hud: 41.

Dan Dia telah membutakan mata hati orang-orang munafiq sebagaimana mereka berpaling dari agama dan tidak menanamkan kecintaan padanya sebagaiamana yang diserukna oleh iman, sesungguhnya bukan mata yang buta melainkan pandangan mata yang terdapat di dalam hati itulah yang buta. Maha Suci Allah, Tuhan Yang Maha Kuat dan Agung, tiada seorangpun yang sepertiNya dan tiada seorangpun yang menandingiNya. Dia-lah Allah Yang Maha Mulia, Raja Yang Maha Tinggi. Aku memuji Allah Yang Maha Suci atas segala nikmatNya yang tiada henti:

قال الله تعالى:﴿ غَافِرِ الذَّنبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ ﴾

Yang Mengampuni dosa dan Menerima tobat lagi keras hukuman-Nya; Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya lah kembali (semua makhluk). QS. Gafir: 3.

Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, yang tiada sekutu bagiNya, yaitu kesaksian orang yang mengetahui tuntunan kalimat tauhid tersebut ketika dia membaca firman Allah:

قال الله تعالى:﴿ قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَاْ أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ ﴾

Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. QS. Al-An’am: 162-163.

Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya yang telah menjelaskan tentang makna kalimat tauhid keagungan dan makna kalimat tersebut, dan beliau berjihad untuk menegakkan syahadah dengan lisan dan pedangnya sehingga kalimat tersebut tegak dan terjaga guna mewjudkan perintah Allah di dalam firmanNya:

قال الله تعالى:  يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ ﴾

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memeliharakamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.. QS. Al-Maidah: 67.

Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam yang besar kepada Muhammad hamba dan utusan Allah, dan kepada para keluarga serta shahabat beliau yang telah berpegang teguh atas sunnah-sunnah beliau, mereka berpegang teguh dengan tali ikatannya dan shalawat serta salam semoga tercurah kepada seluruh orang yang mengikuti jejak mereka sampai hari kiamat…amma ba’du:

Wahai sekalian manusia, takutlah kepada Allah Ta’ala, ingatlah pengawasanNya, agungkanlah segala perintahNya, dan janganlah bermaksiat kepadaNya, janganlah lalai dan berpaling dariNya, sebab di hadapan kalian adalah alam kubur maka waspadalah terhadap tekanan liang kubur dan kegentingan yang terdapat did alamnya, dan terdapat keadaan yang justru lebih dahsyat dari liang kubur. Bayi-bayi menjadi beruban karena kedahsyatan hari tersebut.

قال الله تعالى:﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا هُم بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ ﴾

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat keguncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras. QS. Al-Hajj: 1-2.

Ketahuilah bahwa setelah alam kubur teradapat alam yang lebih dahsyat, alam yang abstrak, kedatangannya pasti, siksa yang terdapat padanya menakutkan, jalan-jalan yang dilalui penuh dengan kegelapan, orang yang menjadi penghuninya akan kekal padanya, apinya menyala untuk selamanya dan suaranya mengelegak, penghuninya akan memakan buah zaqqum dan meminum dari timah yang mendidih:

قال الله تعالى:﴿ يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ وَلَهُم مَّقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا مِنْ غَمٍّ أُعِيدُوا فِيهَا وَذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ ﴾

Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka.). Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): “Rasailah azab yang membakar ini”. QS. Al-Hajj: 20-22.

Malaikat Zabaniyah menghancurkan mereka, neraka hawiyah menghimpun mereka, mereka mendapat kebinasaan dan berteriak padanya, apinya membakar mereka, angan-angan mereka pudar  dan merek binasa dan tidak bisa terbebas dari siksanya, bagaimanan mereka bisa keluar, sementara di hadapan mereka terdapat para malaikat yang keras dan sadis serta menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah keapada mereka:

قال الله تعالى:﴿ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴾

“…penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”. QS. Al-Tahrim: 6.

Kaki-kai mereka terbelenggu pada kening-kening mereka sendiri, wajah-wajah mereka menghitam karena kehinaan kemaksiatan.

قال الله تعالى:﴿ يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ ﴾

(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): “Rasakanlah sentuhan api neraka”. QS. Al-Qomar: 48.

Mereka saling bercerita dari sisi sudut-sudut dan lembah-lembah, mereka berkata kepada sebagian yang lain tentang siksa yang mereka rasakan. Dengarkanlah bagiamana Allah menceritakan penderitaan mereka di hari kiamat, sebagaimana disebutkan di dalam firmanNya:

قال الله تعالى:﴿ وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَن نُّؤْمِنَ بِهَذَا الْقُرْآنِ وَلَا بِالَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِندَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلَا أَنتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءكُم بَلْ كُنتُم مُّجْرِمِينَ وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَن نَّكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَندَادًا وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الْأَغْلَالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ ﴾

Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur’an ini dan tidak (pula) kepada Kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang lalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: “Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa”. Dan orangorang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “(Tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagiNya”. Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.”. QS. Saba’: 31-33.

Mereka berteriak: Wahai Malik, rantai besi ini telah membebani kami, Wahai Malik, daging-daging kami telah terkelupas, Wahai Malik hati-hati kami telah tercabik-cabik, wahai malaikat Malik tidak ada lebih baik bagiku daripada hidup , wahai Malik keluarkan kami dan kami berjanji tidak akan kembali lagi kepada perbuatan maksiat kami. Lalu setelah beberapa masa mereka dijawab:

قال الله تعالى:﴿ قَالَ اخْسَؤُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ ﴾

Allah berfirman: “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): ‘Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.’  QS. Al-Mu’minun: 108-109.

قال الله تعالى:﴿ وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّاكِثُونَ لَقَدْ جِئْنَاكُم بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ أَمْ أَبْرَمُوا أَمْرًا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُم بَلَى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ ﴾

Mereka berseru: “Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini) Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu. Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka. Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. QS. Al-Zukhruf: 77-80.

Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat  Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

Khutbah kedua

 

Segala puji bagi Allah atas kebaikan yang telah dilimpahkanNya, kita bersyukur kepada Allah atas segala karunia dan pemberianNya, aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selian Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam yang tiada terhingga kepada beliau, para shahabat dan semua pengikut beliau sampai hari dikumpulkannya manusia di padang Mahsyar dan hari kebangkitan…amma ba’du:

Wahai sekalian manusia! Takutlah kepada Allah, dan berfikirlah tentang kemaslahatan duniamu dan akheratmu, berfikirlah tentnag kehidupan dan kematianmu, tentang persiapan mengadapai hari ini dan masa depan, berfikirlah tentang kehidupan dunia ini, tentang mereka yang telah tiada dan orang-orang yang akan datang, sesungguhnya dalam berfikir tentang mereka terdapat pelajaran yang besar bagi orang yang ingin mengambil pelajaran. Mereka telah membangun dunia ini dengan berbagai fasilitas, mereka menguasai harta dan anak keturuanan yang lebih banyak dari kita, bahkan mereka lebih kuat dan lebih maju pembangunannya dari kita, lalu hari-hari berlalu dan merekapun tiada, dan menjadi bagian dari sejarah, sesungghnya kejadian kalian akan sama seperti mereka, akan berjalan seperti perjalanan hidup mereka, kalian akan meninggalkan istana-istana megah yang telah kalian bangun menuju alam kubur, kalian akan hidup menyendiri setelah puas berkumpul dengan keluarga dalam kegembiraan yang tinggi, kalian hanya akan ditemani oleh amal sendiri, jika amalan kalian baik maka kalian akan diberikan balasan dengan kebaikan namun jika amalan kalian buruk maka balasannyapun juga akan buruk sampai hari kebangkitan, pada saat itulah sangkakala ditiup dan setiap makluk akan bangkit dari kuburnya masing-masing guna menghadap Allah Tuhan semesta alam, tanpa memakai alas kaki, bertelanjang dan tidak dikhitan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam meneybutkan keadaan ini di hadapan Aisyah radhillahu anha maka Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, laki-laki dan wanita akan saling melihat satu sama lainnya. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam manjawab: Wahai Aisyah perkaranya lebih besar dari keinginan setiap mereka untuk saling melihat”.

Balasan Terhadap Pemfinah Orang-orang Beriman

Tafsir Al Qur’an Surat Al Buruj ayat 1-10:

alt

Allah SWT berfirman:
Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan, dan yang menyaksikan dan yang disaksikan. Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah maha menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (QS. Al Buruj 1-10).

Tafsir

Setelah bersumpah demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan hari yang dijanjikan,  dan yang menyaksikan dan yang disaksikan, Allah SWT memutuskan untuk membinasakan dan melaknat Ashabul Ukhdud (orang-orang yang membuat parit). Siapa mereka?

Para mufassir menyebut mereka adalah para pembesar Najran di Yaman.  Ada juga yang menyebut mereka adalah orang-orang Habasyah. As Suyuthy dalam Ad Durrul Mantsur mengutip suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas bahwa Ashabul Ukhdud adalah orang-orang Bani Israil yang membuat parit lalu menyalakan api di dalamnya, lalu menghasung orang-orang baik laki-laki maupun perempuan ke dalamnya.   As Suyuthy (idem) mengutip suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnul Mundzir dari Ad Dhohak r.a.  bahwa Ashabul Ukhdud adalah kaum yang membuat parit lalu menyalakan api di dalamnya.  Kemudian mereka menggiring kaum muslimin ke parit itu dan berkata: Kufurlah kalian kepada Allah dan ikutilah agama kami.  Kalau tidak, maka kalian akan kami lemparkan ke dalam parit api itu.  Maka kaum muslimin memilih api daripada kufur kepada Allah.  Maka kaum  kafir itu melemparkan kaum muslimin ke dalam parit api itu.

Dalam Tafsir Al Bahrul Muhith diterangkan bahwa Surat Al Buruuj adalah surat Makkiyyah, diturunkan di kota Mekkah.  Allah SWT Maha Mengetahui berbagai makar, tipu daya, maupun gangguan yang telah dilakukan oleh orang-orang Quraisy terhadap Rasul dan orang-orang mukmin.  Mereka menyerang orang-orang yang masuk Islam dengan berbagai macam gangguan seperti pemukulan, pembunuhan, penyaliban, penjemuran di bawah terik matahari di atas padang pasir, dan menindihnya dengan batu.

Allah SWT menurunkan Surat Al Buruj ini untuk menceritakan bahwa model-model fitnah seperti itu sudah pernah dilakukan oleh umat-umat terdahulu.   Mereka menyiksa orang-orang beriman dengan api.  Dan orang-orang beriman yang dimasukkan ke dalam api itu punya keteguhan iman sehingga bisa mencegah mereka dari tindakan murtad dari agama mereka.   Dan orang-orang yang menyiksa hamba Allah itu dikutuk.  Maka demikian pula terkutuklah kaum kafir Quraisy yang telah menyiksa orang-orang mukmin.   Dengan demikian surat Al Buruuj ini merupakan nasihat dan pelajaran kepada kaum Quraisy dan sekaligus penegar sikap bagi kaum mukmin yang sedang disiksa.

Ancaman Allah terhadap Pemfitnah Islam

Allah SWT berfirman: “Binasa dan terlaknatlah Ashabul Ukhdud (orang-orang yang membuat parit).” 

Dalam At Tas-hil diterangkan bahwa kalimat dalam firman Allah SWT yang melaknat Ashabul Ukhdud di atas ada kalimat yang mahdzuf artinya kalimat dihapus, yakni kira-kira kalimat itu berbunyi: “Sungguh telah dibinasakan kaum  kafir Quraisy sebagaimana telah dibinasakan ashabul Ukhdud”.  Hal itu disebabkan kaum kafir Quraisy menyiksa siapa saja di antara kaum mereka yang masuk Islam  agar keluar dari Islam dan kembali kepada agama warisan nenek moyang mereka.   Maka Allah SWT menyebut kisah Ashabul Ukhdud ini untuk mengancam orang-orang kafir dan menghibur orang-orang yang disiksa.

Allah SWT menegaskan ancaman-Nya kepada siapa saja yang memfitnah orang-orang mukmin dan mukminat dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan Kemudian mereka tidak bertaubat, Maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar”.

Dalam At Tas-hil diterangkan bahwa jika ayat tersebut tentang Ashabul Ukhdud maka fitnah dalam ayat di atas maknanya membakar. Namun jika yang dimaksud ayat itu kepada kaum kafir Quraisy, maka fitnah maknanya adalah siksaan. Dan yang terakhir ini lebih jelas maksudnya dengan adanya firman Allah selanjutnya “tsumma lam yatuubuu” (kemudian mereka tidak bertaubat). Sebab Ashabul Ukhdud tidak bertaubat dan mereka mati dalam keadaan kafir.  Sedangkan di antara orang-orang Quraisy ada yang bertaubat dan masuk Islam.  Ayat ini sekaligus menjadi dalil bahwa orang kafir yang masuk Islam akan diampuni segala dosa semasa kekafirannya.  Sesuai dengan sabda Rasulullah saw. : “Islam menghapus apa yang sebelumnya”.

Dan orang-orang kafir yang telah menyiksa kaum mukminin dan mukminat dan tidak mau bertaubat itu  akan mendapatkan adzab yang membakar. Adzab membakar di sini mencakup adzab akhirat dan dunia.  Adzab akhirat sebagai penegasan bahwa mereka akan mendapatkan adzab neraka jahanam atau sejenis adzab sebagai tambahan dari adzab jahanam.  Sedangkan adzab membakar sebagai adzab dunia dapat dilihat dari riwayat bahwa kaum kafir Ashabul Ukhdud yang membakar orang-orang mukmin ternyata disambar oleh api yang mereka buat sendiri. Api dalam parit yang membakar orang-orang mukmin itu berkobar dan menyambar orang-orang kafir Ashabul Ukhdud yang ada di sekeliling parit yang sedang menyaksikan pembakaran orang-orang mukmin  itu.   Na’udzubillahi mindzalik !

Kesimpulan

Siapapun di antara penguasa dan kaum kafir yang bengis kepada umat Islam dan melakukan penyiksaaan-penyiksaan kepada orang-orang muslim yang berjuang untuk tegaknya syariat Allah di bumi ini, maka hendaknya mereka segera bertaubat dan kembali kepada ajaran Islam yang benar, sebelum datangnya keputusan Allah yang akan membalas segala kebengisan dan kekejian serta penyiksaan yang mereka lakukan. Pasti balasan Allah akan sangat keras, jauh lebih keras dari siksaan yang mereka buat.  Wallahua’lam!

Semangat Orang-Orang Beriman Tidak Pernah Padam

Semangat Orang-Orang Beriman Tidak Pernah Padam

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.( Al Hujuraat : 15)
Semangat orang-orang beriman itu bersemayam di dalam sanubari setiap mukmin karena memang untuk memperjuangkan nilai-nilai pengorbanan berlangsung seumur hidup dan ditopang dengan semangat yang bersumber dari keimanan.
Kegigihan orang-orang yang beriman dalam usahanya yang terus-menerus untuk menggapai kemulyaannya di sisi Allah SWT telah di abadikan Rasulullah SAW di dalam hadis beliau “ Perbuatan yang dicintai Allah adalah perbuatan yang di lakukannya dengan istiqomah.( HR Bukhari)
Ada banyak factor yang membuat semangat orang-orang beriman tetap kuat dan tegar adalah rasa pengorbanan yang disertai kerinduan dalam hati mereka yang telah dialami sepanjang hidup : Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.( AL A’raf : 56 )
Orang beriman tidak akan pernah dapat yakin apakah Allah ridho dengan mereka, dan apakah mereka telah memperlihatkan perilaku moral yang baik, yang membuat mereka layak mendapatkan surga, karena alasan ini mereka takut akan hukuman Allah dan terus-menerus untuk senantiasa menjalankan Syariat Allah SWT dengan sungguh-sungguh dalam setiap aspek kehidupan sementara itu mereka tahu melalui gairah dan ketulusan mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan Ridho dari Allah, cinta-Nya dan Rahmat-Nya, mereka mengalami ketakutan dan harapan sekaligus. Mereka bekerja keras tetapi tidak pernah menganggap usahanya cukup dan tidak pernah menganggap diri mereka sempurna, sebagaimana dinyatakan dalam Ayat :
…dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.( Ar Ra’d : 21 )
Karena itu mereka memeluk agama Allah dengan semangat yang besar dan melakuka usaha besar untuk kepentingan ini, rasa takut kepada Allah tidak membuat mereka lemah hati dan lunglai, karena tahu Allah membeir kabar gembira dan surga bagi mereka yang beriman dan beramal sholeh, sehingga membuat mereka terus beramal dan memperkuat komitmennya .
Sebagaimana terlihat konsep orang-orang beriman dalam bersemangat sangat berbeda dengan semangat masyarakt jahiliah dan semangat kontemporer orang-orang kafir. Semangat orang-orang beriman merupakan luapan kegembiraan yang terus dipelihara oleh keimanan kepada Allah . Dia telah memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman tentang hasil semangat yang terus-menerus di dalam Al quran :
Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.( Al Ahzab: 47 )
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.( An Nuur :55)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.( Al Hujuraat : 15)
Semangat orang-orang beriman itu bersemayam di dalam sanubari setiap mukmin karena memang untuk memperjuangkan nilai-nilai pengorbanan berlangsung seumur hidup dan ditopang dengan semangat yang bersumber dari keimanan. Kegigihan orang-orang yang beriman dalam usahanya yang terus-menerus untuk menggapai kemulyaannya di sisi Allah SWT telah di abadikan Rasulullah SAW di dalam hadis beliau “ Perbuatan yang dicintai Allah adalah perbuatan yang di lakukannya dengan istiqomah.( HR Bukhari)

Bahagiakan Hidup Dengan Iman

Adapun iman secara syara’ adalah Membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan dan mengamalkan dengan perbuatan.

Dari definisi dapat dipahami bahwa iman adalah  tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan dalam berbagai perbuatan. Karena itu Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan yang sama dalam satu keyakinan, maka orang-orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, di setiap ucapannya dan segala tindakannya sama.  Sebagaimana orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga orang yang pandangan hidup yang jelas dan sikap hidup yang teguh tanpa terombang-ambing oleh silaunya kehidupan dunia.

 

Pembagian Iman; Iman ada dua macam


1. Iman yang Hak;

yaitu iman yang ditujukan kepada Allah, Rasul, kitab-kitab, malaikat, yaumil Akhir dan takdir, senantiasa mengarahkan hidupnya karena Allah dan sesuai dengan keyakinannya.

 

2. Iman yang Batil;

yaitu iman yang ditujukan kepada selain Allah, tidak sesuai dengan syariat Allah, beriman kepada dukun, sihir, ahli nujum (peramal) dan lain sebagainya, sebagaimana mereka juga yang senantiasa berpegang teguh pada keyakinan yang salah dan tidak mau menerima kebenaran yang diterima.

 

Iman adalah cara Allah memelihara jati diri manusia dan memberikan kebahagiaan hakiki.


Jika dipahami dengan seksama ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits nabi saw, maka akan ditemukan pentingnya iman pada diri setiap insan dalam menjalani hidupnya di muka bumi ini. Dengan iman maka hidup seseorang akan memiliki nilai, makna dan jati diri yang mulia di sisi Allah, bahkan dengan itulah manusia mendapatkan kebahagiaannya yang hakiki.

Seseorang boleh berbangga dan merasa bahagia pada saat memiliki kekayaan, harta berlimpah, rumah mewah, tanah yang luas, jabatan yang tinggi atau umur yang panjang namun harus disadari itu semua merupakan kebahagiaan nisbi yang terbatas pada kehidupan duniawi belaka, apalagi jika tidak dilandasi dengan iman maka segala kenikmatan tersebut akan berbuah malapetaka. Allah SWT berfirman: “Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan bagi mereka azab yang menghinakan”. (Ali Imran:178)

Allah juga berfirman: “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan (kesenangan berupa kelancaran dan kemajuan dalam perdagangan dan perusahaan mereka) orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (Ali Imran:196-198)

 

Tanpa iman hidup manusia akan hampa, tidak memiliki nilai dan jati diri di sisi Allah dan bahkan tidak berbeda dengan makhluk lain seperti binatang, bahkan lebih rendah dari binatang.

 

Marilah kita lihat beberapa ayat Allah tentang hakikat iman yang dapat memberikan setiap insan menggapai kemuliaan dan jati diri yang terbaik di sisi Allah.

 

1. Manusia selalu dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman yang tidak akan mengalaminya. Allah berfirman:

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (Al-Asr:1-3)

 

2. Manusia adalah makhluk sempurna, namun kesempurnaannya akan dapat jatuh dan hina jika tidak dipertahankan dengan keimanan. Allah berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . Kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (At-Tiin:4-6)

 

3. Manusia yang beriman senantiasa mendapat kehidupan yang baik dan sejahtera serta ganjaran berlimpah di sisi Allah. Allah berfirman:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (An-Nahl:97)

 

4. Manusia yang beriman, umurnya senantiasa dilimpahi keberkahan dan mendapat rahmat sepanjang hidupnya. Nabi saw bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik perbuatannya”. (Tirmidzi)

Sementara itu, manusia tanpa iman akan mengalami kerugian besar, baik di dunia maupun di akhirat, bahkan Allah SWT mentamtsilkan orang-orang kafir dengan berbagai tamtsil yang sangat buruk.

 

1. Manusia tanpa iman, ibarat binatang hina bahkan lebih hina dari itu.

Allah berfirman:

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?, Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (Al-Furqan:43-44)

 

2. Manusia tanpa iman, segala perbuatannya bak fatamorgana yang akan hampa dan tanpa nilai yang berharga di sisi Allah. Allah berfirman:

“Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: “Mengapakah tidak diturunkan kepada kita Malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam melakukan) kezhaliman”. Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa mereka berkata: “Hijraan mahjuuraa. Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (Al-Furqan:21-23)

 

Dan Allah juga berfirman:

“Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisi-Nya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (An-Nuur:39)

 

3. Manusia tanpa iman, kehidupannya bak laba-laba yang membuat sarang (jaring) sebagai tempat tinggal yang mudah dihancurkan. Allah berfirman:

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. dan Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui”. (Al-Ankabut:41)

 

4. Manusia tanpa iman, kehidupannya bak anjing yang senantiasa menjulurkan lidahnya.

Allah berfirman:

“Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir”. (Al-A’raf:176)

Sifat Orang-Orang Yang Beriman

Segala puji bagi Allah Yang Tinggi:

قال الله تعالى:﴿ الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى وَالَّذِي أَخْرَجَ الْمَرْعَى فَجَعَلَهُ غُثَاء أَحْوَى ﴾

“Yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk, dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering kehitam-hitaman”. QS. Al-A’la: 2-5.

قال الله تعالى:﴿ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى وَإِن تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى ﴾

Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi”. QS. Thaha: 6-7.

Aku memuja Allah Yang Maha Suci, Raja Yang Maha Benar dan Nyata, Yang bersemayam di atas Arasy dan memiliki kerajaan. Rahmat dan ilmuNya meliputi segala sesuatu. Dan kepadaNya-lah orang-orang yang berakal dan berilmu memanjatkan segala btnuk pujian. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali  Allah, yang tiada sekutu bagiNya, Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang rahasia dan tersembunyi.

قال الله تعالى:﴿ مَا يَكُونُ مِن نَّجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِن ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴾

Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS. Al-Mujadilah: 7

Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan RasulNya, yang menyeru kepada ketaqwaan. Beliau adalah orang yang paling mengenal tuhannya, paling baik dalam beribadah dan taat pada perintah Tuhannya, itulah jalan petunjuk yang diberikan kepadanya. Tidak ada jalan kebikan kecuali dia menunjukkan umatnya pada jalan tersebut dan tidak ada jalan keburukan kecuali beliau memperingatkan umatnya agar mereka tidak tenggelam padanya. Maka sangat pantas jika taat kepada Rasulullah disejajarkan dengan taat kepada Allah, sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah:

قال الله تعالى:﴿ مَّنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللّهَ وَمَن تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ﴾

Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka”. QS. Al-Nisa’: 80.

Ya Allah!, curahkanlah shalawat dan salam kepada hambaMu dan RasulMu, Muhamad dan kepada keluarga serta seluruh para shahabatnya, sebagai mercusuar dalam bidang ilmu dan petujnjuk, menara keadilan dan ketaqwaan, mereka adalah shahabat terbaik yang membenarkan Rasulullah, mengikuti sunnah beliau dan menjalankan ajaran beliau baik perintah beliau, atau perbuatan dan amal beliau. Allah Yang Maha Tinggi memuji mereka di dalam firmanNya:

قال الله تعالى:﴿ مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاء عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاء بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا ﴾

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar. QS. Al-Fath: 29.

Amma Ba’du

Wahai sekalian manusia bertqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa, dan sadarilah pengawasan Allah dengan kesadaran sebenar-benarnya, kesadaran orang yang memang mendengar dan melihat peringatan. Disebutkan di dalam hadits riwayat Abdullah bin Umar semoga Allah meredhai keduanya: bahwa seorang lelakai yang berwibawa dan tanang masuk kepada Rasulullah shallallau alaihi wa sallam pada saat kami sedang duduk-duduk di sisinya lalu lelaki tersebut bertanya kepadanya: “Wahai Muhammad apakah iman itu?.  Rasulullah shallallau alaihi wa sallam menjawab: Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari akhir dan beriman kepada qodar Allah, yang baik dan yang buruk”.  Orang tersebut berkata: Engkau benar. Kamipun terheran-heran dengan pertanyaan dan pembenaran yang diucapkannya.  Kemudian dia bertanya kembali: Apakah yang dimasud dengan ihasan?. Beliau menjawab: Engkau menyembah Allah sakan-akan dirimu melihatNya dan jika engkau tidak melihatNya maka sungguh Dia telah melihatmu. Sang penanya berkata kembali: Engkau benar, maka kamipun semakin terheran-heran dengan pertanyaannya dan pembenarannya.  Kemudian dia bertanya kembali:  Wahai Muhammad kapankah kiamat itu terjadi? Rasulullah shallallau alaihi wa sallam menjawab: Tidaklah orang yang ditanya lebih megetahui dari orang yang ditanya. Kemudian lelaki tersebut pergi, lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bertanya kepada kami: Apakah kalian mengetahui siapakah yang datang tadi?. Kami menjawab: Allah dan RasulNya yang lebih mengetahuinya. Rasulullah shallallau alaihi wa sallam Menjawab: Ini adalah Jibril dia datang guna mengajarkan kepada kalian tentang perkara agama kalian”. HR. Muslim.

Renungkanlah hadits ini dan hadits-hadits yang lainnya dan ketahuilah bahwa terlalu lama kalian telah berpaling dari berita besar baik karena merasa berat dan atau karena kebodohan dan sibuk dengan harta dunia yang rendah, sehingga kalian justru lebih mememntingkan perkara yang  memalingkan kalian dari jalan yang lurus dan jalan petunjuk.

Dahulu, para salafus shaleh menyembah Allah sekan-akan mereka melihatNya, namun jika mereka tidak meilhatNya maka mereka tetap ikhlas dalam beribadah, bersyukur terhadap nikmat-nikmatNya, takut kepadaNya sebab Allah senantiasa melihat mereka.

Sesungguhnya perumpamaan keimanan di dalam sanubari seorang muslim sama seperti pohon yang baik, menghasilkan buah yang baik, dan amal shaleh adalah buah dari keimanan, yang akar-akarnya telah tumbuh di dalam qalbu para salafus saleh dan tumbuh subur di dalam hati setiap orang yang beriman setelah mereka, sehingga dengannya mereka disifati dengan sifat keberuntungan yang paling tinggi, seperti yang disebutkan di dalam firman Allah:

قال الله تعالى:﴿ قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاء ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ أُوْلَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴾

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. QS. Al-Mu’minun: 1-11.

Allah Subahnahu Wa Ta’ala menyebutkan pada pembukaan amal saleh mereka bahwa mereka khusyu’ di dalam shalat mereka. Khsyu’an mereka bersemayam di dalam hati mereka dan tercermin di dalam amal mereka. Mereka menundukkan pandangan mereka, menjaga lisan mereka dari perkataan yang sia-sia, menunaikan hak Allah pada harta mereka, menjaga kemaluan mereka, menepati janji-janji mereka dan menunaikan amanah mereka. Mereka meyakini bahwa shalat adalah tiang agama, Yang membedakan mereka dengan yang selain mereka adalah penyebutan awal tentang mereka dengan kata sifat, yaitu khusyu’ dalam shalat, lalu menyebut sifat mereka dengan keteguhan menjealankan shalat, bersabar atasnya, menunaikan shalat tepat pada waktunya, secara berurtan tanpa terputus-putus, maka dengannya mereka berhak mendapat surga Firdaus, di mana mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

Sungguh benar Rasulullah shallallau alaihi wa sallam di dalam sebuah sabdanya ketika beliau melihat seorang lelaki yang sedang mempermainkan jenggotanya saat shalat:  Seandainya hatinya khusyu’ dalam shalat maka anggota badannyapun juga ikut khusyu’”. HR. Al-Hakim dan Al-Turmudzi.

Dan sabda Rasulullah shallallau alaihi wa sallam:  Bagaimanakah pendapat kalian jika sebuah sungai mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian dan dia mandi padanya lima kali sehari apakah ada dari dakinya yang tersisa. Para shahabat menjawab:  Tidak wahai Rasulullah, tidak akan tersisa sedikitpun dari dakinya pada badannya. Lalu Rasulullah shallallau alaihi wa sallam bersabda: Demikianlah dengan shalat yang lima waktu Allah menghapuskan dosa dan kesalahan dengannya”.  Muttafaq Alaihi.

Bertaqwalah wahai para hamba Allah dan ikutilah jejak orang-orang shaleh, arahkanlah segala upaya untuk taat kepada Allah, maka dengannya kalian akan menjadi orang beriman yang beruntung dengan mendapat surga na’im dan ingatlah hari di mana setiap makhluk menghadap Allah dan setiap mereka mendapatkan balasan masing-masing, dan janganalah kalian menjadi orang yang berpaling dari mengingat Allah dan tidak menghendaki kecuali kehidpan dunia, bahkan kalian harus menjadi seperti orang yang difirmankan oleh Allah Subahnahu Wa Ta’ala:

قال الله تعالى:﴿ إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُواْ إِلَى رَبِّهِمْ أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ ﴾

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga mereka kekal di dalamnya.. QS. Hud: 23.

 

قال الله تعالى:﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْمًا لَّا يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلَا مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئًا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ إِنَّ اللَّهَ عِندَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴾

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. QS. Luqman: 33-34.

Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat  Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

 

Khutbah Kedua

Segala puji bagi Allah Yang Maha Tinggi, yang telah menciptakan dan menyempurnakan ciptaanNya, Yang telah menentukan dan memberikan petunjuk, aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata yang tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, semoga Allah mencurahkan shalawat dan kesejahteraan yang besar kepada beliau dan kepada para shabat dan pengkut beliau yang kembali memnundukkan diri di hadapan Allah dan berseserah diri dengan sebenarnya.  Amma Ba’du:

Wahai para hamba Allah, bertaqwalah kalian kepada Allah dan ketahuilah bahwa karena keimanan adalah dasar setiap kebaikan dan keberuntungan di dunia dan akherat, dan orang yang kehilangan iman akan kehilangan segala kebaikan dalam agama dan dunia serta akherat, karenanya Allah sering menyebutnya di dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk perintah untuk menjaganya atau melarang perkara yang menjadi lawannya, anjuran dan penjelasan tentang sifat-sifat orang yang beriman dan balasan mereka baik di dunia atau akherat.

Allah mensifati orang-orang yang beriman di dalam kitabNya dengan prilaku mereka yang membenarkan dan tunduk kepada aqidah yang menjadi landasan agama ini, mencintai apa yang dicintai dan diredhai Allah dan mengamalkan perintah Allah, serta menjauhi dan waspada terhadap segala perkara yang dimurkai oleh Allah dengan kembali dan taubat kepadaNya dalam segala keadaan. Dan keimanan mereka membuahkan hasil yang baik dalam amal dan akhlak mereka.

Allah mensifati orang-orang yang beriman dengan sikap mereka yang taat, mendengar perintah dan tunduk baik secara lahir dan batin terhadap perintah Allah dan RasulNya. Allah mensifati mereka bahwa badan mereka mereka gemetar, mata-mata mereka menumpahkan air mata, hati mereka luluh dan tenang saat mendengar ayat-ayat Allah dan mengingat Allah, dan mereka takut kepada Allah dalam keadaan rahasia dan terang-terangan, serta mereka dikaruniakan nikmat sementara hati mereka takut dan mereka kembali kepada Tuhan mereka.

Allah mensifati mereka dengan sifat khusyu’ dalam segala kondisi mereka dan di dalam shalat secara khusus, mereka memalingkan diri mereka dari perbuatan sia-sia, menunaikan zakat, menjaga kemaluan mereka kecuali atas istri-istri mereka atau budak-budak milik mereka serta mereka menjaga amanah dan perjanjian mereka.

Allah menyifati mereka dengan sifat di mana mereka berjalan di muka bumi dengan tenang, apabila orang-orang bodoh mencomooh, maka mereka menjawabnya dengan kata-kata yang baik, mereka melalui malam-malam mereka dengan sujud dan berdiri dalam ibadah, mereka moderat, bersikap pertengahan dalam segala keadaan hidup mereka, dalam urusan membelanjakan harta mereka  tidak boros, dan tidak pula pelit namun di antara keduanya, dan mereka tidak mempersekutukan Allah, tidak membunuh jiwa kecuali dengan hak, tidak berzina, tidak bersaksi bohong, dan apabila melewati kumpulan yang sia-sia maka mereka melewatinya dengan sikap mulia, dan apabila mereka diingatkan dengan ayat-ayat Allah maka tidak tesungkur dengan tuli dan buta namun mereka tunduk tersungkur bersujud dan menangis, mereka disifat dengan iman yang sempurna yang tidak ada keraguan padanya, berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah, dan Allah juga mensifati mereka dengan ikhlas kepada Allah dalam segala perkara yang mereka kerjakan dan tinggalkan.

Inilah sifat-sifat orang beriman yang mulia, sifat orang beriman yang sebenarnya, yang akan selamat dari segala sebab-sebab siksa dan berhak mendapat pahala yang baik, memperoleh setiap kebaikan sebagai balasan keimanan.

Inilah yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Rasul yang membawa peringatan berita gembira, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah di dalam firmanNya:

 

قال الله تعالى:﴿ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴾

“Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. QS. Al-Ahzab: 56

Menyambut Bulan Mulia

Segala puji bagi Allah semata.  Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi terakhir,  Nabi kita Muhammad sallallahu ‘alayhi wa salam, kepada keluarga, para sahabatnya serta siapa saja yang mengambil petunjuknya hingga hari kiamat.

Adapun selanjutnya:

Sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan berkah.  Seorang muslim hendaknya menyibukkan dirinya dengan apa pun yang dapat mendekatkan diri kepada Allah dari amal-amal kebaikan dan menghentikan segala keburukan maupun dosa.

Wahai hamba Muslim,

1. Sambutlah segala kebaikan di bulan Ramadhan ini, bersungguh-sungguh, berlomba dan bersegeralah mengerjakan kebaikan-kebaikan, demi mengharap apa yang ada di sisi Allah yaitu pahala yang besar. Hendaknya itu dilakukan sejak awal Ramadhan.

Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

﴿إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ﴾

“Pada awal malam Ramadhan setan-setan dan jin jahat dibelenggu, pintu neraka ditutup tak satu pun terbuka, pintu-pintu surga dibuka tak satu pun tertutup. Menyerulah penyeru: ‘Wahai orang-orang yang menghendaki kebaikan sambutlah…’.” [HR. At-Turmudzi dan Ibnu Majah. Hadits sahih]

Dalam riwayat lain:

﴿وَيُنَادِي مُنَادٍ كُلَّ لَيْلَةٍ يَا طَالِبَ الْخَيْرِ هَلُمَّ وَيَا طَالِبَ الشَّرِّ أَمْسِكْ﴾

“Menyeru penyeru pada setiap malam (Ramadhan): ‘Wahai mereka yang mengharap kebaikan sambutlah dan mereka yang mengharap kejelekan berhentilah.” [HR. An-Nasai dan selainnya]

2. Saudaraku Muslim, sambutlah penyeru yang menyeru setiap malam itu, bersungguh-sungguhlah dalam mempersiapkan akhiratmu dengan amal-amal saleh, sesungguhnya umur itu singkat, perjalanan meninggalkan dunia sudah dekat, hanya Allah yang tahu akankah kita dapat bertemu Ramadhan tahun depan ataukah tidak. Singsingkan lengan baju untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca al-Quran, tasbih, tahlil, takbir, doa, sedekah, amar makruf nahi mungkar, mengajari manusia kebaikan, memperbaiki hati, lisan dan anggota tubuh, berupaya menuntut ilmu, berdakwah, berupaya menyebarkan sunah Nabi -shalallahu alaihi wasallam-, belajar al-Quran dan mengajarkannya serta apa saja yang bermanfaat bagi manusia.

Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

﴿وخَيرُ النَّاسِ أَنْفَعَهُمْ لِلنَّاسِ﴾

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain.” [HR. At-Thabarani dalam al-Aushat. Hadits sahih]

3. Saudaraku Muslim, di bulan Ramadhan mulia ini tengoklah dirimu, hitunglah dirimu sebelum datang kematian, bersiaplah menghadapi perhitungan yang besar.

Umar -radiallahu’anhu- berkata:

“Hitung-hitunglah dirimu sebelum engkau dihitung. Timbang-timbanglah dirimu sebelum engkau ditimbang. Sungguh akan lebih mudah bagimu menghitungnya dari sekarang untuk perhitungan nanti, dan bersiaplah untuk perhitungan yang besar. Pada hari itu segalanya akan diperlihatkan sehingga tak ada sesuatu pun yang tersembunyi.” [Diriwayatkan oleh at-Turmudzi]

4. Saudaraku muslim, di bulan Ramadhan mulia ini, yang merupakan bulan pergulatan kebaikan, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang tulus. Allah -ta’âla- berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS. At-Tahrim:8)

Hendaknya taubatmu murni karena Allah -ta’âla- dari segala dosa-dosa. Menghadap Allah dengan rasa takut, mengharap kepada-Nya, cinta kepada-Nya, mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.

Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

﴿التَّائِبُ مِنْ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ﴾

“Orang yang bertaubat seperti orang yang tidak punya dosa.” [HR. Ibnu Majah. Hadits hasan]

Bahkan Allah -azzawajalla- mengganti keburukan-keburukan orang yang bertaubat dengan kebaikan, sebagaimana firman Allah -ta’âla-:

“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; mereka itu Allah ganti kejahatannya dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [QS. Al-Furqan: 70]

5. Saudaraku Muslim, hendaknya masuknya bulan Ramadhan menjadikanmu penuh semangat, sangat bersungguh-sungguh menghadap Allah, kembali kepada-Nya, mengubah keadaanmu dari kelalaian dan keberpalingan menjadi tertuju dan berlomba-lomba melakukan segala kebaikan, berharap dapat selamat dari azab Allah, dan mengupayakan sebab-sebab yang dapat memasukan surga, mengangkat derajat di sisi Allah dan selamat dari api neraka.

Menjadi orang yang terbangun dari tidurnya, berupaya menghidupkan hatinya dengan zikir kepada Allah, mensyukuri-Nya, mendekat kepada-Nya, meminta apa-apa yang ada di sisi-Nya dari pahala yang besar dan melihat dunia sebagai sesuatu yang akan pergi dan lenyap.

“…dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” [QS. Al-Hadid: 20]

Hendaklah menjadi orang yang berhati-hati terhadap dunia dan tipu dayanya, mengharap akhirat yang jauh lebih baik dan kekal. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

﴿إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ﴾

“Sesungguhnya dunia manis dan menawan. Allah menjadikan kalian khalifah di dalamnya untuk melihat bagaimana kalian berbuat. Berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Israel dahulu pada wanita.” [HR. Muslim]

6. Saudaraku Muslim, jauhilah keburukan, bertahan dan berhati-hatilah darinya.  Bahkan jauhilah tempat-tempat dan majelis-majelis yang berisi kejelekan dan dosa.

Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

﴿وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ﴾

“Penyeru menyeru: ‘Wahai pengharap kebaikan sambutlah dan wahai pengharap keburukan merugilah.” [HR. At-Turmudzi dan selainnya. Hadits sahih]

Demikian pula jika pergi ke pasar di bulan Ramadhan atau ke tempat lain, ambil kebutuhanmu kemudian keluarlah, jangan menjadi tukang gaduh di pasar, karena pasar adalah tempat yang paling buruk. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

﴿خَير البِّقاعِ المسَاجِد وشرُّ البقَاعِ الأسْوَاق﴾

“Sebaik-baik tempat adalah masjid dan seburuk-buruk tempat adalah pasar.” [HR. Hakim. Hadits hasan]

Sabdanya pula:

﴿وَإِيَّاكُمْ وَهَيْشَاتِ الْأَسْوَاقِ﴾

“Hindarilah kekisruhan pasar.”

Aisyah -radiallahu’anha- berkata tentang Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam-:

﴿لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا صَخَّابًا فِي الْأَسْوَاقِ﴾

“Nabi tidak pernah berbuat keji, tidak berperangai keji dan tidak berbuat gaduh di pasar.” [HR. At-Turmudzi]

Hindarilah tempat-tempat minuman keras, yang berisi barang-barang haram, ghibah (gosip) dan segala yang buruk. Allahlah pemberi taufik.

 

Oleh:  Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah

Ramadhan Bulan Kesabaran

Segala puji hanya bagi Allah semata, sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi yang tidak ada nabi setelahnya, Nabi kita Muhammad [sallallahu alaihi wasallam], kepada keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya sampai hari pembalasan kelak.Ketahuilah wahai saudaraku se-Islam bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh kesabaran, oleh karenanya :

1. Bersabarlah dalam berpuasa di bulan Ramadhan semata-mata hanya untuk Allah, karena ini adalah salah satu rukun di antara rukun-rukun Islam. Dan puasa sunnahlah tiga hari di setiap bulannya.

Rasullulah [sallallahu alaihi wasallam] pernah bersabda, “ Puasa di bulan kesabaran (Ramadhan) dan puasa 3 hari di setiap bulan (ayyamul bidh) seperti puasa setahun penuh” HR.Ahmad.  Beliau pun bersabda, “Puasa di bulan kesabaran (Ramadhan) dan 3 hari di setiap bulan (ayyamul bidh) menghilangkan kedengkian dalam hati”.  HR.Bazzar

2. Bersabarlah di setiap bentuk ketaatan yang engkau kerjakan untuk Allah. Ambillah dari puasamu itu pelajaran untuk bersabar dalam mengerjakan ketaatan, bersabar untuk tidak berbuat kemaksiatan, dan bersabar dari mengerjakan dosa. Berharaplah pahala disisi Allah yang Maha menyempurnakan pahala untuk orang-orang yang bersabar, sebagaimana firman Allah:

Sesungguhnya Hanya orang-orang yang Bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az zumar : 10)

3. Hiduplah di sisa umurmu ini dengan selalu bersabar, menjaga kehormatan dirimu, dan dengan rasa berkecukupan, maka niscaya Allah akan menjadikanmu orang yang sabar, menjaga kehormatanmu, dan akan memberimu kecukupan. Janganlah meminta-minta kepada manusia, dan janganlah engkau berdiri di depan pintu-pintu rumah orang kaya untuk meminta-minta karena dalam hadits Abu Sa’id :

(( إِنَّ نَاسًا مِنْ الْأَنْصَارِ سَأَلُوا رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم فَأَعْطَاهُمْ ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ ثُمَّ سَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ حَتَّى نَفِدَ مَا عِنْدَهُ فَقَالَ مَا يَكُونُ عِنْدِي مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ أَدَّخِرَهُ عَنْكُمْ وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ )).

“Sesungguhnya beberapa orang dari kaum Anshor meminta kepada Rasulullah, maka beliaupun memberi mereka, kemudian mereka meminta lagi kepada beliau dan Rasulullah pun memberi mereka, mereka pun meminta lagi dan Rasulpun memberi mereka sampai ketika tidak ada lagi yang dapat diberikan beliau berkata “ sungguh jika aku memiliki sesuatu, aku tidak akan menyimpannya dari kalian, tapi barang siapa yang menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan menjaganya dan barang siapa yang merasa cukup Allah akan memberinya kecukupan, dan barang siapa yang berusaha bersabar maka Allah akan akan menjadikannya orang yang sabar, dan tidaklah kalian diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas dari kesabaran. (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Sesungguhnya ketika engkau berpuasa, engkau bersabar untuk tidak makan dan minum. Maka ambilah pelajaran darinya untuk meninggalkan Qot[1], rokok dan Syisyah[2] dan barang-barang haram yang sejenisnya dengan ikhlas karena Allah ta’ala.  Hendaklah engkau bersabar dalam meninggalkan barang-barang haram tersebut sebagai bentuk ketaatan kepada Allah semata bukan untuk yang lainnya, maka engkau akan mendapatkan pahala yang besar dan ditulislah perbuatan tersebut sebagai sebuah kebaikan.

Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam] bersabda:

(( قَالَتْ الْمَلَائِكَةُ رَبِّ ذَاكَ عَبْدُكَ يُرِيدُ أَنْ يَعْمَلَ سَيِّئَةً وَهُوَ أَبْصَرُ بِهِ فَقَالَ ارْقُبُوهُ فَإِنْ عَمِلَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ بِمِثْلِهَا وَإِنْ تَرَكَهَا فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً إِنَّمَا تَرَكَهَا مِنْ جَرَّايَ ))

“Sesungguhnya para malaikat berkata: “Ya Allah, itu adalah hamba-Mu yang hendak berbuat keburukan lalu ia bersabar dan tidak jadi mengerjakannnya, maka Allah pun berkata: “awasilah dia, jika ia ia melakukannya (keburukan ) maka tulislah sesuai apa yang ia kerjakan namun jika ia meninggalkannya maka tulislah baginya kebaikan, sungguh ia meninggalkannya karena mengharap pahala-Ku.” (HR Muslim).

5. Ambilah faedah dari puasa Ramadhanmu sebuah pelajaran untuk bersabar atas gangguan manusia, bersabar dalam berbicara dengan mereka dan dalam mengajak mereka kepada Allah. Bersemangatlah melakukan apa-apa yang dapat memberi mereka faedah. Bukan malah tidak bersabar sehingga engkau tidak berbicara dengan mereka dan tidak memberikan kebaikan kepada saudara-saudaramu seislam, karena Rasulullah bersabda di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas:

(( الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَفْضَلُ مِنْ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ ))

“Seorang mu’min yang bergaul dengan manusia dan bersabar atas gangguan mereka lebih utama daripada seorang mu’min yang tidak bergaul dengan mereka dan tidak sabar atas gangguan mereka.” (HR.Tirmizdi dan Ibnu Majah).

6. Ketahuilah bahwa dalam hidup ini engkau harus bersabar dan melawan jiwamu dalam mengerjakan amal sholeh sampai engkau mati. Oleh karenanya, milikilah sifat sabar dan lawanlah dirimu dalam megerjakan ketaatan kepada Allah. Sabarlah serta jauhilah dosa, perkuat imanmu, dan bersungguh-sungguhlah untuk terus meningkatkannya. Jadilah engkau orang yang pemaaf, karena apabila engkau mampu menggabungkan sifat sabar dan pemaaf sungguh engkau telah merealisasikan bentuk iman yang utama.

Rasulullah [sallallahu alaihi wasallam] ketika ditanya tentang iman yang utama beliau menjawab:

(( الصَّبْرُ وَالسَّمَاحَةُ ))

“berbuat sabar dan mudah memaafkan”.

Nasehati pula kaum muslimin untuk bersabar, sungguh Allah telah berfirman :

1. Demi masa 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS Al-Ashr: 1-3)

 

Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah


[1] Sejenis dedaunan seperti ganja yang dikomsumsi dengann cara dikunyah dan dapat memabukan.(red)

[2] Sejenis dengan rokok(red)

Kiat Meningkatkan Tilawah di Bulan Ramadhan

 

Ramadhan yang dikenal sebagai syahrul Qur’an adalah kesempatan yang sangat berharga bagi kita untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an. Nama syahrul Qur’an yang melekat pada bulan Ramadhan adalah karena diturunkannya (permulaan) Al-Qur’an pada bulan ini. Sebagaimana firman-Nya:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ

Bulan Ramadhan, (yakni bulan) yang di dalam-Nya diturunkan Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah : 185)

Rasulullah sendiri memiliki agenda rutin pada bulan Ramadhan bersama Jibril, yakni tadarus. Artinya, Rasulullah membacakan Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada beliau di hadapan malaikat Jibril untuk diverifikasi (secara talaqqi) oleh Jibril, hingga lebih bisa dipastikan tidak ada kekeliruan satu huruf pun di dalamnya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِى رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur’an” (HR. Bukhari)

Maka tilawah Al-Qur’an, yang di hari biasa saja memiliki keutamaan yang luar biasa, apatah lagi di bulan Ramadhan di mana semua pahala amal kebaikan dilipatgandakan.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم َرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

Barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengatakan Alif Laam Mim adalah satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf (HR. Tirmidzi)

Beruntunglah jika kita memiliki sebuah komunitas atau jamaah yang memotivasi kita untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an di bulan Ramadhan, misalnya kesepakatan bersama yang menargetkan kita untuk khatam satu kali atau dua kali dalam bulan Ramadhan. Nah, bagaimana kiatnya agar kita bisa mencapai target itu atau bahkan lebih baik lagi? Berikut ini beberapa kiat yang bisa dicoba:

1. Membuat target pribadi yang lebih tinggi dari Ramadhan sebelumnya, atau target yang telah disepakati dalam komunitas atau jama’ah. Bagi yang sudah berkeluarga, mengadakan kompetisi dengan istri/suami dengan target yang lebih tinggi bisa menjadi alternatif yang menarik. Selain termotivasi untuk meningkatkan tilawah, kita juga telah berusaha membangun keharmonisan cinta dalam suasana Islami. Jadi, kalau kita semula menargetkan dua kali khatam, bersama istri kita membuat kesepakatan untuk dapat mencapai tiga kali khatam.

2. Menanamkan tekad (azzam) yang kuat bahwa target realistis yang telah kita tentukan pasti bisa kita capai. Berdoa kepada Allah, selain dapat memperkuat azam kita juga memperkokoh keikhlasan sehingga ketika nantinya kita mencapainya tidak menjadi ujub atau takabur karena kita yakin itu tercapai atas pertolongan Allah SWT.

3. Sediakan waktu khusus selama Ramadhan untuk tilawah Al-Qur’an. Waktu yang direkomendasikan bagi orang umum dengan jam kerja normal ada pada tiga kesempatan. Kesempatan pertama, selepas shalat tarawih. Upayakan membaca satu juz pada saat itu. Kedua, setelah sahur dan/atau sesudah shalat Subuh. Upayakan pula satu juz pada saat itu. Dan ketiga, saat istirahat kerja. Umumnya kita mendapatkan waktu istirahat selama 1 jam. Jika pada hari biasa waktu 1 jam itu kita manfaatkan untuk shalat Dzuhur dan makan siang, pada bulan Ramadhan ini makan siang otomatis tidak ada. Jadi ada waktu sekitar 40 sampai 45 menit untuk tilawah. Itu adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan 1 juz secara tartil. Sebab jika kita mengacu pada murattal gaya Syaikh Sudais, dibutuhkan sekitar 45 menit. Seringkali tartil kita lebih cepat dari itu kan? Sekitar 30 sampai 40 menit untuk satu juz.

4. Bawalah mushaf di setiap kesempatan, khususnya saat kerja. Mushaf ini nantinya dimanfaatkan untuk tilawah saat istirahat sebagaimana poin 3 di atas. Untuk lebih mudahnya, direkomendasikan membawa mushaf per juz. Jadi Anda bisa denagn mudah memasukkannya ke saku. Cukup bawa 2 juz ke tempat kerja, karena target kita hanya satu juz pada saat kerja. Jika ada kesempatan, misalnya menunggu kendaraan atau hal lain, kita bisa memanfaatkannya untuk menambah tilawah.

5.  Tidak semua hari bisa kondusif sesuai keinginan kita. Kadang ada acara urgen atau mendadak yang memaksa kita kehilangan kesempatan tilawah. Misalnya adanya syura atau agenda dakwah ba’da tarawih. Maka kita perlu memanfaatkan hari libur, ketika ada kesempatan kita gunakan untuk tilawah, sebagai pengganti (badal) dari tilawah yang kita tinggalkan. Syukur-syukur kalau itu menjadi tabungan tilawah.

6. Evaluasi secara berkala. Insya Allah Anda sudah ahli masalah ini. Jika pada hari keempat anda baru mencapai 7 juz (padahal target 3 kali khatam), perlu ada solusi. Atau barangkali target Anda yang tidak realistis. Tetapi jangan pernah membuat target yang lebih rendah dari target umum atau Ramadhan sebelumnya. Jadi, meskipun Anda tidak mencapai target pribadi (atau kalah kompetisi dengan istri), target bersama (yang satu atau dua kali khatam tadi) tetap tercapai.

7. Tetap berupaya memenuhi adab-adab tilawah. Meskipun kita tilawah lebih cepat dari kaset murattal (sekitar 10 menit lebih cepat), kita harus tetap mempertahankan tartil dan menjaga tajwid serta adab-adab lain.

Mungkin kiat ini cukup sederhana, tapi insya Allah akan membantu kita. Asalkan kita komitmen. Man jadda wajada. Anda tentu punya banyak kiat lain, tafadhol.